Pengalaman Menangani Server Sun Solaris

Berawal dari job desc saya sebagai "Quality Assurance" di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Software Development terkemuka di Indonesia yakni telkomsigma. Dimana project tempat saya berkecimpung saat ini adalah Project pegadaian yang memiliki scope yang sangat luas. Disini saya menempati project Back Office dari Pegadaian. Dimana Back Office dari Pegadaian ini sendiri mencakup 3 modul yakni Akunting, Treasury dan Logistik. Semenjak awal bergabung dengan perusahaan ini saya sudah sangat senang sekali dimana perusahaan ini sendiri ada di tanah kelahiran saya Bali jadi otomatis menghemat ongkos akomodasi ke kantor..:D
Singkat saja, mungkin bisa menjadi cerita yang panjang. Untuk modul Back office itu sendiri menggunakan framework yang berbeda dari framework front officenya. Dimana di modul BO ini kami menggunakan Compiere-ERP Professional. Salah satu framework yg open source dan terus dikembangkan sampai saat ini. Framework ini sendiri ternyata banyak ketidaksesuaian antara core business pegadaian dengan bawaannya Compiere itu sendiri. Modul-modul yang ada di Compiere sendiri banyak yang dimodifikasi oleh tim kami karena tidak ada kesesuaian antara core business Pegadaian dengan Compiere. Sesuai dengan judul saya diatas agar tidak melenceng dari judul, saya lanjut bercerita tentang pengalaman saya menangani Server Sun Solaris..:D

Server untuk modul Back Office Pegadaian saat ini menggunakan Server Sun Solaris. Server ini sendiri menggunakan OS Unix yang sangat khas. Mengapa saya berkata demikian karena selama saya kuliah, saya tidak pernah memegang atau menangani server dengan OS Unix. Semenjak ditugaskan untuk deploy aplikasi dan database untuk development saya mulai belajar sedikit demi sedikit tentang keunikan server ini. Mulai dari cara kerja OS nya, command script di konsul nya, dan yang lainnya. Setelah memulai belajar dan memahami teknis server Solaris tersebut mulailah dengan database yang digunakan oleh modul BO yakni PostgrePlus. PostgrePlus ini sendiri merupakan framework database yang bisa dibilang baru dan masih dalam pengembangan. Dari pengalaman teman saya yang lebih memahami database yakni Rudi Kristanto(salah seorang Database Administrator). Seperti kata beliau untuk Postgreplus sendiri hamper memiliki kesamaan dengan Oracle. Akan tetapi Postgreplus sendiri memiliki kelemahan yakni ketika melakukan insert,update, dan delete kita harus merestart DB maupun aplikasinya. Hal ini dikarenakan adanya cache di database yang bisa mengakibatkan lock sehingga koneksi aplikasi ke database tidak dapat dijalankan. Untuk SQL nya sendiri kita lebih sering menggunakan Postgreplus dan Aqua Studio. 2 tools ini sangat bermanfaat sekali ketika ingin mengeksekusi Query. Sepertinya sekian dulu cerita pengalaman saya, karena kalo dijelaskan lagi lebih detil akan memuat halaman yang sangat banyak dan pastinya membuat pembaca blog saya menjadi bosan…:D
Salam Hangat,
Gosha.
Share this article :
 

+ comments + 2 comments

24 Februari 2011 pukul 15.15

wuih..keren, ajarin dong kakak :p

gsha
24 Februari 2011 pukul 15.35

hehehhee..jangan gitu ahh..saya masih belajar juga..:D

Posting Komentar

Thanks for the comment :)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GOSHA BLOG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger